Tugas 2 Ekonomi Teknik
Nama : Alvian Putra Siswantara
Kelas : 3IB05B
NPM : 10414899
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
A. Pengertian Arus Kas
(Cash Flow)
Arus kas (cash flow)
adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan
operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2
(2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan
bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya
satu tahun buku).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua
macam aliran/arus kas yaitu :
1. Cash inflow
Cash inflow adalah
arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas
(penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
•
Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
•
Penagihan piutang dari penjualan kredit.
•
Penjualan aktiva tetap yang ada.
•
Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
•
Pinjaman/hutang dari pihak lain.
•
Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2. Cash out flow
Cash out flow adalah
arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran
kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :
•
Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik
lain-lain.
•
Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
•
Pembelian aktiva tetap.
•
Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
•
Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
•
Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Laporan arus kas ini
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari
perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut PSAK No.2
(2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu
yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi
menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena
itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan
dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas.
Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari
langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas
pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi
pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi
meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan
untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti
tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula
berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari
perusahaan lain.
Pada laporan arus kas
kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva
yang digolongkan sebagai investasi di neraea. Pemberian pinjaman juga merupakan
suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam.
Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada
laporan arus kas.
Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan
meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang
diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan
pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel
bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran
terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan.
Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.
B. Penyusunan Cash Flow
Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow,
yaitu :
• Menentukan
minimum uang. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
• Menyusun
perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
• Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.
Cara lain dalam penyusunan cash flow adalah:
• Membuat garis horizontal menunjukkan skala
waktu
• Membuat tanda panah keatas jika menyatakan
penerimaan atau inflow (+).
• Membuat tanda panah keatas jika menyatakan pengeluaran atau outflow (-).
• Cash flow dapat dilihat dari pihak siapa
saja, karena masuk pada peminjam = keluar bagi pemberi.
P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang)
yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.
F (Future) adalah pembayaran pada saat periode yang akan dating yaitu
pembayaran yang akan datang yaitu pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada
tahun ke –n (sembarang).
A (Annual) adalah pembayaran seri (tabungan)
yaitu pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun dalam jumlah yang sama
besar dilakukan tahun pertama hingga tahun ke –n sebesar A.
Gradien naik adalah pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun
naik yang sama secara seragam.
Gradien turun pembayaran yang terjadi
berkali-kali tiap tahun naik yang menurun secara seragam.
C. Perhitungan Aliran Uang ( Cash Flow )
Ada 2 cara dalam menghitung cash
flow, yaitu:
- Kas
Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan
modal sendiri.
- Kas
Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan
modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
|
Menurut lap. Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus Kas
|
- Pendapatan
|
Rp. 400 juta
|
Kas Masuk
|
Rp. 400 juta
|
- Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
|
Rp. 200 juta
Rp. 100 juta
|
Kas Keluar
Kas Masuk
|
Rp. 200 juta
Rp. 100 juta
|
- Laba
Sebelum pajak (EBT)
|
|
Rp. 100 juta
|
- Pajak
50%
|
Rp. 50 juta
|
Laba Setelah Pajak (EAT)
|
Rp. 50 juta
|
Cash flow = EAT+Penyusutan
= 50 juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba
Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba
Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada
sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat
pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang
dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode
(Kasmir & Jakfar, 2005:137).
- b.
Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap
Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun,
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash
flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut
dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
CF1
CF2 CF3
CFN
PV =
+
+ +….+
– OI
(1+i)1 (1+i)2
(1+i)3
(1+i)n
NPV= ∑ PV Cash flow –
Nilai Investasi (Original investment)
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Interest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,833
|
Rp. 14.577.500
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,694
|
Rp. 13.186.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,579
|
Rp. 11.869.500
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,482
|
Rp. 10.604.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,402
|
Rp. 9.849.000
|
Total present valueOriginal investment
|
Rp. 60.086.000
Rp. 50.000.000
|
Net Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek
investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana
sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut
dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp.
10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap
Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek
investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta
pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Intrest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,833
|
Rp. 20.825.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,694
|
Rp. 17.350.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,579
|
Rp. 14.475.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,482
|
Rp. 12.050.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,402
|
Rp. 10.050.000
|
Total present valueOriginal investment
|
Rp. 74.750.000
Rp. 50.000.000
|
Net Present Value
|
Rp. 24.750.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek
investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana
sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut
dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp.
24.750.000
- Profit
Sharing
Dari contoh diatas. Disini
peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan investasi
melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit
Sharing, dengan tetap melihat perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun
dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow)
pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut
dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,2
|
Rp. 3.500.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,2
|
Rp. 3.800.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.100.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,2
|
Rp. 4.400.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.900.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 20.700.000
Rp. 50.000.000
|
Profit Sharing
|
Rp. -29.300.000
|
Berdasarkan analisis Profit Sharing,
usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah Profit
Sharing lebih kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50
juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat
menghasilkanprofit sharing cash flow sebesar Rp. -29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing besar
kecilnya nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan
prinsip keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat menawar kembali
jumlah nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak
pengelola dana dan pihak pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil
50:50
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,5
|
Rp. 8.750.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,5
|
Rp. 9.500.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,5
|
Rp. 10.250.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,5
|
Rp. 11.000.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,5
|
Rp. 12.250.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 51.750.000
Rp. 50.000.000
|
Profit Sharing
|
Rp. 1.750.000
|
Berdasarkan analisis profit
sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah Rp.
1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini terjadi investor akan mendapatkan
keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap
Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan
proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25
juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan dengan nisbah bagi hasil 80:20.
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 25.000.000
Rp. 50.000.000
|
Profit Sharing
|
Rp. -25.000.000
|
Berdasarkan kriteria Profit Sharing,
usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya
negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar
Rp. -25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang
sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek investasi tersebut
diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan
modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan
menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis kelayakan finansial, tentu akan
menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih yang
lebih kecil dari modal, karena pihak investor akan mengalami kerugian.
Contoh : Tabel dan Diagram Cash Flow
Pencatatan Biaya Operasiaonal
Bulan Maret Tahun 2016
|
Tgl.
|
Perkiraan OCIF
|
Nilai (Rp)
|
Perkiraan OCOF
|
Nilai (Rp)
|
|
|
1
|
Penerimaan Operasi
|
12.000.000
|
|
|
|
|
2
|
|
|
Biaya Operasi
|
500.000
|
|
|
3
|
|
|
Biaya Produksi
|
3.000.000
|
|
|
4
|
Penerimaan Operasi
|
3.000.000
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
Biaya Operasi
|
1.000.000
|
|
|
7
|
Penerimaan Operasi
|
7.000.000
|
|
|
|
|
Dst
|
|
|
|
|
|
|
25
|
|
|
Biaya Operasi
|
300.000
|
|
|
26
|
|
|
Biaya Produksi
|
6.000.000
|
|
|
27
|
Penerimaan Operasi
|
5.000.000
|
|
|
|
|
28
|
Penerimaan Operasi
|
4.000.000
|
Biaya Operasi
|
400.000
|
|
|
29
|
|
|
Biaya Produksi
|
2.400.000
|
|
|
30
|
|
|
|
|
|
|
31
|
|
|
|
|
|
|
|
SALDO KURANG
|
|
SALDO LEBIH
|
17.400.000
|
|
|
|
JUMLAH
|
31.000.000
|
JUMLAH
|
31.000.000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan :
1. Saldo
Lebih hanya diisi apabila Total OCIF lebih besar daripada Total
OCOF
2. Saldo
Kurang hanya diisi apabila Total OCIF lebih kecil daripada Total
OCOF
3. Tanggal
ditulis lengkap selama satu bulan, dari tanggal 1 hingga 30 atau
31 Apabila tidak terjadi transaksi pada tanggal tertentu, perkiraan
dikosongkan.
REFERENSI :